Suatu
hari, saat matahari perlahan nampak disertai dengan hangatnya sinar yang
dipancarkan. Saya dan seorang teman seperjuangan. Bersiap mencari beberapa alat
untuk penelitian teman saya tersebut, seperti pH meter, beaker glas, saringan, dan
corong. Semua barang yang dibutuhkan sudah masuk dalam daftar, termasuk toko yang
nanti kami singgahi. Setelah semua siap, kami mengendarai motor untuk membantu
daya jelajah menuju toko-toko disekitar
kampus dan sekitarnya yang kiranya menjual alat-alat tersebut. Tibalah kami di toko yang menjual peralatan
kesehatan dan laboratorium, bisa dikatakan cukup lengkap. Bertanyalah sahabat saya pada
penjaga toko, “Mba, apa di sini ada pH meter dan beaker glass ya?”, “Ada mas..”
jawab Mba penjaga toko tersebut. Lalu kami diperlihatkan peralatan yang kami
cari itu, setelah beberapa menit kemudian. Dengan seksama memperhatikan
kualitas alat, menimbang harga, akhirnya kami memutuskan untuk membeli.
Alhamdulillah,
dua jenis alat yang dibutuhkan sudah ada digenggaman. Selanjutnya bersiap
mencari dua alat lagi, kami pun meninggalkan toko tersebut untuk menuju tempat
selanjutanya. Penuh dengan harapan, semoga kami mendapatkan corong dan saringan
ditempat berikutnya. Ringkasnya, setelah menyambangi toko material, beberapa
swalayan yang menjual berbagai kebutuhan dan peralatan sehari-hari; kami hanya
mendapati saringan saja, begitu susah pada hari itu mencari sebuah corong kecil
yang harganya tak terlalu mahal tapi langka keberadaannya. Semestinya kami bisa
mendapatkan sebuah corong kecil di toko-toko yang sudah kami datangi itu dengan
mudah. Tapi kenyataannya berbicara lain, setelah beberapa lama keliling wilayah
kampus. Kami putuskan untuk menuju Masjid Nurul Ulum, untuk rehat sejenak.
Selesai tunaikan shalat dhuha, kami berpikir untuk makan terlebih dahulu, lalu pasca makan lanjut mencari benda yang bernama corong. Dimanakah kamu berada?...
Kami
pun bersepakat menuju tempat makan yang cukup familiar bagi mahasiswa Unsoed, Pondok
Delima namanya -kami biasa menyebutnya Pondel-. Rasa masakan yang enak, cukup
banyak menu yang tersedia dan harga cukup terjangkau. Motor dinyalakan dan kami
menuju tempat tersebut. Dalam perjalanan, sebelum sampai ke tempat makan. Ada
sebuah mobil bak terbuka yang terparkir di samping jalan, mobil yang bermuatan
dan menjual berbagai jenis perlengkapan yang cukup lengkap untuk membantu
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Motor yang kami tunggangi pun berhenti
tepat di belakang mobil tersebut, turunlah sahabat saya dari motor. Dengan
langkah yang penuh harap menuju mobil tersebut, berharap mendapatkan sebuah
benda yang bernama corong. Segala puji bagi Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa Maha
Penyayang, setelah kami menyambangi beberapa tempat. Akhirnya kami mendapatkan
benda tersebut, ditempat yang tak disangka nan tak direncanakan untuk didatangi.
Memang
ini tak kami rencanakan untuk mencari sebuah benda yang bernama corong di mobil
bak terbuka yang dijadikan toko berjalan, menjual berbagai peralatan untuk
membantu dalam aktivitas sehari-hari. Tetapi
hal tersebut, sudah tertulis jelas menjadi takdir yang kami dapati dengan
izin-Nya. Inilah kuasa-Nya, yang dalam genggaman-Nya semua bisa terjadi.
Sungguh kita ini lemah, tanpa kekuatan dari Allah Yang Maha Perkasa, sungguh
kita tak berdaya tanpa pertolongan dari Dia Yang Maha Kuasa, sungguh kita hina
tanpa rahmat dari-Nya Yang Maha Mulia, dan sungguh kita tersesat tanpa
petunjuk-Mu Ya Rabb.
Bersama
kesulitan akan kita temui kemudahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tak akan
menyianyiakan setiap ikhtiar kita dalam kebaikan nan melangkah di lintasan
ketaatan. Dengan mempersembahkan amal terbaik, doa tertulus nan paling jujur,
dan berserah diri dalam tawakkal terbaik pada-Nya. Ya. Tak disangka, inilah takdir-Nya.
Pada
akhirnya. Perjalanan kami pun bermuara ditempat makan yang sedari awal dituju. Rehat
melepas penat yang melekat, dengan menikmati makanan dan minuman yang telah kami pesan
sebelumnya, sembari berbincang-bincang; bercerita, saling bertukar ide, dan
saling menasihati. Inilah kisah sederhana yang saya tuliskan, moga ada manfaat
yang diraih. Senantiasa berprasangka baik dan yakin akan janji-Nya. Mari
menjadi makmun atas takdir Ilahi, Ia Maha Tahu yang terbaik bagi hamba-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar