Itulah
kalimat yang sudah tak asing lagi
terdengar ditelinga kita. Pengorganisasian atau pun strategi dalam suatu jamaah
sangat dibutuhkan dalam langkah mewujudkan tujuan menjadi nyata. Kita berbicara
strategi untuk sebuah langkah-langkah da’wah yang kita jalani. Karena strategi
da’wah yang hendaknya tersusun dengan
rapi, terencana begitu indah, dan terealisasikan dengan nyata. Lalu diteruskan dengan
pembuktian para mujahid-mujahidah yang tertata rapi dan terikat erat nan kokoh dalam barisan kereta
da’wah ini, demi tujuan yang diharapkan
oleh jamaah tersebut. Pembuktian dengan
karya nyata yang terekspresikan dalam laku, bukan hanya sekedar retrorika yang
diteriakan secara lantang saja. Tetapi seringkali kita tidak dapat menjaga
azzam dan ghiroh yang tertanam dalam
jiwa, sehingga hal tersebut berdampak pada tahapan demi tahapan pelaksanakan
strategi da’wah yang sudah terencana dengan indah. Maka para tentara Allah yang
sudah mengazzamkan diri untuk berjuang dalam da’wah ini harus bisa membebaskan
jiwa dan raga mereka dari zona tersebut, dengan menatap kembali penuh asa akan
tujuan yang sebenarnya ingin dicapai dalam barisan jamaah ini.
Mewujudkan
visi peradaban yang ingin menjadi nyata melalui strategi yang telah tertulis,
pastinya akan memerlukan waktu yang
tidak sebentar. Harus ada tahapan-tahapan yang harus dilewati dan dijalani.
Karena di alam batin para pahlawan, pencinta
dan pembelajar sejati, hidup selalu dimaknai sebagai pendakian sejarah. Kita
akan sampai ke puncak kalau kita selamanya punya energi dan rute pendakian yang
jelas. Pendakian kita akan terhenti begitu kita kehabisan nafas dan kehilangan
arah. Energi dan rute, nafas dan arah, adalah kekuatan fundamental yang
selamanya membuat kita terus mendaki, selamanya membuat hidup terus bertumbuh.
Semakin tinggi gunung yang kita daki, semakin panjang nafas yang kita butuhkan.
Begitu kita kehabisan oksigen, kita mati. Semakin kita berada di ketinggian
semakin kita kekurangan oksigen. Itu sebabnya kita harus merawat dan
mempertahankan semangat kepahlawanan kita. Karena dari sanalah kita memperoleh
nafas untuk terus mendaki. Tapi kita perlu rute yang akurat dan jelas. Sebab
kesadaran tentang jarak memberi kita kesadaran lain tentang bagaimana mendistribusi
energi secara seimbang dan proporsional dalam jarak tempuh yang harus dilalui
dan pada lama waktu yang tersedia. Dengan begitu kita bisa mengukur posisi
ketinggian maksimum yang mungkin kita capai pada pandakian yang kita lakukan.
Oleh karena itu, Strategi
da’wah harus tersusun dengan rapi,
terencana begitu indah, dan terealisasikan dengan nyata. Lalu diteruskan dengan
pembuktian para mujahid-mujahidah yang tertata rapi dan terikat erat nan kokoh dalam barisan kereta
da’wah ini, demi tujuan yang diharapkan
oleh jamaah tersebut. Ada beperapa hal yang harus kita perhatikan dalam
menggoreskan tinta perencanaan, yang nantinya sebagai peta gerakan da’wah
tersebut.
Beperapa
hal tersebut antara lain: Manhaj
(Pedoman), Visi, Misi, Manajeman Organisasi, Sumber
Daya Anggota (kader).
Mari kita benahi kembali, jika
memang masih ada kesalahan dalam
menggoreskan tinta perencanaan. Demi tujuan yang ingin jadi nyata, mengukirkan
sejarah yang kita dambakan. Karena da’wah ini merupakan perjalanan yang
panjang, membutuhkan pengorbanan yang lebih banyak, butuh militansi tinggi, dan
niat yang senantiasa harus terjaga hanya karena-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar