Selasa, 13 Januari 2015

Strategi, Harus Ada!

“Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a)
Itulah kalimat  yang sudah tak asing lagi terdengar ditelinga kita. Pengorganisasian atau pun strategi dalam suatu jamaah sangat dibutuhkan dalam langkah mewujudkan tujuan menjadi nyata. Kita berbicara strategi untuk sebuah langkah-langkah da’wah yang kita jalani. Karena strategi da’wah yang hendaknya tersusun  dengan rapi, terencana begitu indah, dan terealisasikan dengan nyata. Lalu diteruskan dengan pembuktian para mujahid-mujahidah yang tertata rapi dan  terikat erat nan kokoh dalam barisan kereta da’wah ini, demi  tujuan yang diharapkan oleh jamaah tersebut.  Pembuktian dengan karya nyata yang terekspresikan dalam laku, bukan hanya sekedar retrorika yang diteriakan secara lantang saja. Tetapi seringkali kita tidak dapat menjaga azzam dan ghiroh  yang tertanam dalam jiwa, sehingga hal tersebut berdampak pada tahapan demi tahapan pelaksanakan strategi da’wah yang sudah terencana dengan indah. Maka para tentara Allah yang sudah mengazzamkan diri untuk berjuang dalam da’wah ini harus bisa membebaskan jiwa dan raga mereka dari zona tersebut, dengan menatap kembali penuh asa akan tujuan yang sebenarnya ingin dicapai dalam barisan jamaah ini.

Mewujudkan visi peradaban yang ingin menjadi nyata melalui strategi yang telah tertulis, pastinya akan  memerlukan waktu yang tidak sebentar. Harus ada tahapan-tahapan yang harus dilewati dan dijalani. Karena di alam batin para pahlawan, pencinta dan pembelajar sejati, hidup selalu dimaknai sebagai pendakian sejarah. Kita akan sampai ke puncak kalau kita selamanya punya energi dan rute pendakian yang jelas. Pendakian kita akan terhenti begitu kita kehabisan nafas dan kehilangan arah. Energi dan rute, nafas dan arah, adalah kekuatan fundamental yang selamanya membuat kita terus mendaki, selamanya membuat hidup terus bertumbuh.

Semakin tinggi gunung yang kita daki, semakin panjang nafas yang kita butuhkan. Begitu kita kehabisan oksigen, kita mati. Semakin kita berada di ketinggian semakin kita kekurangan oksigen. Itu sebabnya kita harus merawat dan mempertahankan semangat kepahlawanan kita. Karena dari sanalah kita memperoleh nafas untuk terus mendaki. Tapi kita perlu rute yang akurat dan jelas. Sebab kesadaran tentang jarak memberi kita kesadaran lain tentang bagaimana mendistribusi energi secara seimbang dan proporsional dalam jarak tempuh yang harus dilalui dan pada lama waktu yang tersedia. Dengan begitu kita bisa mengukur posisi ketinggian maksimum yang mungkin kita capai pada pandakian yang kita lakukan.
Oleh karena itu, Strategi da’wah harus tersusun  dengan rapi, terencana begitu indah, dan terealisasikan dengan nyata. Lalu diteruskan dengan pembuktian para mujahid-mujahidah yang tertata rapi dan  terikat erat nan kokoh dalam barisan kereta da’wah ini, demi  tujuan yang diharapkan oleh jamaah tersebut. Ada beperapa hal yang harus kita perhatikan dalam menggoreskan tinta perencanaan, yang nantinya sebagai peta gerakan da’wah tersebut.
Beperapa hal tersebut antara lain: Manhaj (Pedoman), Visi, Misi, Manajeman Organisasi, Sumber Daya Anggota (kader).
Mari kita benahi kembali, jika memang masih ada  kesalahan dalam menggoreskan tinta perencanaan. Demi tujuan yang ingin jadi nyata, mengukirkan sejarah yang kita dambakan. Karena da’wah ini merupakan perjalanan yang panjang, membutuhkan pengorbanan yang lebih banyak, butuh militansi tinggi, dan niat yang senantiasa harus terjaga hanya karena-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar