Sabtu, 29 November 2014

Tak Sekedar Tempat Singgah


Rumah, tak sekedar tempat singgah melepas penat, berteduh dari teriknya cahaya matahari, berlindung dari derasnya air hujan & kencangnya tiupan angin. Bukan juga sekedar tempat menikmati kehidupan duniawi. Jika rumah hanya sekedar dijadikan tempat singgah, maka tiap ketukan langkah akan kehilangan makna, semangat, & terasa kering. Tapi saat rumah tak sekedar tempat singgah & rehat, tetapi jadilah tempat penuh cinta, cerita & cita yang hakiki. Akan selalu ada semangat yang menyala untuk melangkah. 

Sabtu, 08 November 2014

Ikatan yang Menguatkan



“Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S Al-Hujurat; Ayat 10)

Sesama mukmin adalah saudara, dimana pun, darimana saja, serta dengan siapa saja berjumpa. Inilah hubungan yang disatukan karena ikatan aqidah, yang ikatan kian menguat saat kondisi keimanan terjaga dan jauhnya kita dari maksiat.

Selasa, 04 November 2014

Cinta Bersujud di Mihrab Taat



 

Di jalan cinta para pejuang, kita lalu menjaga pandangan. Karena yang sebagian adalah hak kita, dan yang lain  adalah milik syaithan. Di jalan cinta para pejuang, kita lalu menjaga pendengaran. Karena apa yang masuk ke telinga seringkali membentuk bayang-bayang dicelah otak. Di jalan cinta para pejuang, kita lalu menjaga indera pembau. Karena syahwat datang melaluinya seringkali tanpa mengetuk pintu. Di jalan cinta para pejuang, kita lalu menjaga kulit dari persentuhan-persentuhan yang tak diperkenankan. Karenanya kenangan sulit dilupakan. Karena kepala yang ditusuk dengan jarum besi menyala, begitu Sang Nabi bersabda dalam redaksi Imam Ath Thabrani dan Al Baihaqi, jauh lebih baik daripada menyentuh kulit yang tak halal bagi kita.

Indahnya Sabar



Sabar bukan berarti menyerah tanpa usaha. Tetapi, sabar bukan pula perjuangan tanpa hasil. Sabar adalah taman kesejukan diantara ikhtiar maksimal dan tawakkal total. Sabar adalah perwujudan keyakinan kuat akan janji Allah.
Dengan sabar, hati begitu percaya, bahwa Allah akan segera menyambut niat dan keinginan tulus seorang hamba.
Apa jadinya jika hati dipenuhi oleh sergapan ambisi dan pemaksaan kehendak? Tenaga habis, dan niat suci pun hangus oleh obsesi dan prasangka buruk kepada Allah.
Tiada kondisi yang paling indah, kecuali menyelipkan sabar; baik di kala senang maupun susah, kaya maupun miskin, senang maupun sempit.
Sebagaimana janji Allah, bahwa hanya hamba-Nya yang istiqamah dan mantaplah yang mampu bersabar, dalam mengarungi kehidupan.


"Uddatu Ash-Shabirin wa Dzakhiratu asy-Syakirin" karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

Senin, 03 November 2014

Pengejawantahan Rasa Syukur



Allah Ta'ala senantiasa memberikan nikmat yang tiada terkira pada tiap hamba-Nya. Sungguh Ia Mahabaik, mengajarkan kita untuk bersyukur atas segala nikmat-Nya, satu kata yang lebih luas maknanya dari terimakasih. Dengan bersyukur, nikmat akan terus ditambah, tapi saat kita kufur; sungguh akan ada siksa yang pedih dari-Nya. Telah tertulis jelas di Q.S. Ibrahim: 7, bagaimana Allah Tabaraka berfirman..

"Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, namu jika (sebaliknya) kamu justru kufur (mengingkari nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat berat."