Ya memang benar. Jika berbincang tentang jodoh, maka berbicara tentang
hal yang jauh: akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.
Maka setiap langkah harus dalam bingkai ketaatan padaNya. Mencinta atas
dasar agama menjadi faktor pertama dan utama.
Menurut Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an. Kesamaan iman adalah
sarana utama pembentuk sakinah. Kesamaan iman, memang tak bisa dihitung
dengan angka. Tapi ia bisa di deskripsikan dari kesungguhan untuk terus
mendekat pada Ilahi Rabbi; mengilmui dien ini, beramal atas dasar ilmu.
Agar kita berada pada jalan yang lurus untuk beramal shalih dan
terhindar dari amal salah.
Ketika kesamaan iman yang berbicara, maka perbedaan pada hal lainnya.
Tidak akan menjadi pemberat. Karena hati telah menyatu, pikiran telah
berpadu, raga telah bersepakat. Semuanya atas dasar ketaatan dan
kecintaan pada Allah Ta'ala.
Kita tahu janjiNya pasti terjadi. Yakinlah, lelaki yang shalih untuk
perempuan yang shalih, begitu pula sebaliknya.
Terus memperbaiki diri tanpa henti, hingga pada waktunya. Memohon
padaNya, agar dipertemukan dengan pasangan hidup pada dititik ketaatan.
Siapa? dimana? kapan? Allah Maha Tahu, Ia yang terbaik dalam mendesain
rencana. Akan ada hadiah terindah bagi hambaNya yang selalu berprasangka
baik, tak lelah berdoa dan memberikan ikhtiar yang paripurna.
Sekali lagi bicara tentang jodoh, maka berbicara tentang hal yang jauh:
akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia. Jodoh itu sudah
tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita
adalah bagaimana cara menjemputnya.
Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda keberkahannya.
Mohon berkenan memaafkan, sungguh dari baris-baris kalimat yang tersusun
ini masih banyak kekurangan. Dari seorang hamba yang masih faqir ilmu,
hanya bisa mengutip dari buku, menyebarkan ilmu yang diperoleh dari para
guru. Moga ada manfaat yang didapat. Mari terus bergiat untuk saling
menasehati dalam kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar