Selasa, 20 Mei 2014

Saling Melengkapi











Setiap manusia dilahirkan ke bumi Allah dengan diberikan dua daya, yaitu kelebihan dan kekurangan yang melekat dalam diri. Dimana, kelebihan dan kekurangan yang Allah berikan kepada setiap hambaNya merupakan salah satu bekal untuk mengarungi samudra kehidupan. Kelebihan yang Allah berikan bisa berupa kebagusan secara fisik, talenta hidup yang mengagumkan, dan atau harta yang diwariskan. Begitu pula sebaliknya, setiap peserta kehidupan di bumi ini pun memiliki kekurangan. Kelebihan dan kekurangan yang Allah berikan, tidak begitu saja disematkan tanpa ada makna yang terajut, serta ada maksud atau tujuan untuk sebuah pencapaian.


Ya. Setiap kelebihan dan kekurangan itu ibarat dua sisi mata uang koin yang tak terpisahkan, ataupun bagaikan bongkahan puzzle yang saling melengkapi dan menguatkan. Sehingga pada saat semua terkumpul saling melengkapi, memiliki keindahan nan berharga untuk dijaga saat semua bersatu.
Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara kita mengelola kelebihan dan kekurangan yang ada, agar menjadi kekuatan yang luar biasa?
Langkah awal yang harus kita tapaki adalah sadar akan kelebihan dan kekurangan yang singgah dalam diri kita.

Kemudian sikap kedua yang kita harus berikan adalah menerima dengan kelapangan dada, kebeningan hati, kejernihan pikiran, serta keindahan sikap dalam hal kelebihan yang ada pada saudara kita dan menerima kekurangan yang didapati pada saudara kita.
Ketiga, kita harus sadar untuk saling melengkapi. Bahwa kelebihan dan kekurangan yang didapati disetiap insan manusia adalah sebuah kekuatan yang luar biasa hebat, jika disatukan untuk saling melengkapi.
Berikutnya, langkah keempat adalah mengalirkan semua potensi yang luar biasa hebat setelah kita saling melengkapi, dengan sikap saling menutupi kekurangan diri dengan kelebihan saudara kita. Atau memberikan kekuatan kepada saudara kita dengan kelebihan yang bersemayam dalam diri. 

Ya. Kita mengalirkan semua potensi yang luar biasa hebat setelah kita saling melengkapi. Mengalirkannya dalam arus kebaikan, untuk menghayutkan nan membersihkan kemungkaran yang melekat pada kondisi ummat. Kemudian arus kebaikan itu harus bisa menunjukan kepada kesesatan, agar ummat tak terjebak kedalamnya hingga terjerumus dalam noktah hitam dosa yang terus menebal nan meninggi. Lalu memberikan kesejukan pada jiwa dan raga untuk terus medekatkan diri pada Ilahi. Ya. Tentunya untuk mendapat ridha dan meraih cintaNya, yang begitu diinginkan dan dirindukan oleh setiap hambaNya.
Maka, jangan biarkan diri menjadi angkuh karena kelebihan yang dimiliki tetapi lupa akan kelemahan yang itu dibiarkan menganga. Atau pun membiarkan diri bersedih meratapi kekurangan yang bersemayam, hingga melupakan kelebihan yang terhidang di depan mata. Mari bangkit, lalu saling melengkapi dengan saudara kita untuk mengalirkan kekuatan yang begitu hebat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar